Mateng,Jejakrakyat.com – Dugaan adanya penebusan Bantuan Alat pertanian sebesar 10 juta ke dinas Pertanian Mamuju tengah, hal tersebut hanyalah kesalahpahaman di internal kelompok tani Nuse tani karna pada saat serah terima bantuan tersebut ketua kelompok tani Nuse tani tidak sempat hadir dan diwakili oleh sekertaris kelompok.
Hal tersebut di sampaikan oleh bendahara kelompok tani Nuse Tani, Gede Yaksa saat di temui awak media ini Kamis,06/03/2025.
Menurut Gede,Pernyataan ketua kelompok tani beberapa waktu lalu terkait dana tebusan Bantuan alat pertanian sebagaimana termuat di media sosial hanyalah miskomunikasi karna dana kas yang di maksud tidak jadi di serahkan dan masih ada sampai saat ini.
“Ini hanya kesalahpahaman pak,karna memang selama ini dana tersebut tidak pernah di ungkap setiap rapat sehingga ketua kelompok mengira dikasihkan oleh dinas sebagai ucapan terimakasih.
Gede juga menjelaskan mengenai pengelolaan Combene yang di kelola oleh seorang PPL sudah menjadi kesepakatan rapat kelompok baru baru ini.
“Jadi kedua alat bantuan pertanian ini sudah Klier tidak ada masalah dalam kelompok sesuai kesepakatan dalam rapat internal kelompok baru baru ini,adapun hasil dan pengelolaan Combene musim panen berikutnya,nanti kita adakan rapat kelompok kembali setelah panen selesai,”Jelas Gede.
Hal senada juga di sampaikan oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa Polo pangale, Agus Basu bahwa dugaan adanya tebusan bantuan alat pertanian kelompok tani Nuse tani itu tidak benar.
“Itu hanya Niskomunikasi dalam kelompok termasuk kesepakatan pengelolaan Combene ini sudah di selesaikan secara internal kelompok dan murni itu Hanyalah kesalahpahaman dalam kelompok,”ungkap Agus saat di temui awak media ini Kamis (06/03)
Lanjut Agus menjelaskan bahwa,setiap bantuan alat pertanian di turunkan ke kelompok dan selalu diadakan rapat anggota kelompok agar nantinya baik pekerjaan maupun hasil sudah melalui kesepakatan bersama.
“Sebelum Bantuan Combene ini kita operasikan terlebih dahulu kita adakan rapat bersama anggota kelompok tani Nuse tani namun hasil musyawarah, anggota sepakat alat tersebut diserahkan kepada saya untuk mengelola dengan alasan anggota kelompok sibuk dengan pekerjaan masing masing,karna itu operator dan buruh di ambil dari luar kelompok,”Jelas Agus.