Mateng,Jejakrakyat.com – Ketua Kelompok tani Nuse Tani Desa Polo pangale,Putu Arianta merasa kecewa lantaran diduga Bantuan pertanian yang di berikan kepada kelompoknya di kuasai orang-orang tertentu.
Pasalnya,Bantuan Combine harvester (Alat pemotong padi) yang baru-baru di terimanya dari dinas pertanian Kabupaten Mamuju tengah(Mateng)bukang di kelola anggota kelompoknya melainkan di kuasai oleh Penyuluh Pertanian Lapangan(PPL).
“Bantuan Combene untuk kelompok tak lain hanya sekedar titipan sebagai bukti administrasi saja ke atasan bahwa alat tersebut sudah sampai ke pihak kelompok sebab Combene itu hanya tinggal 5 hari di kelompok kemudian di ambil kembali oleh PPL Tampa ada kesepakatan yang jelas,”ungkap Putu Saat di temui awak media ini,(28/02/2025).
Lanjut Putu mengungkapkan bahwa,Tahun lalu kelompoknya juga mendapatkan Hantraktor (Mesin Pembajak sawah)namun bantuan Hantraktor tersebut harus di tebus di dinas jadi di alihkan ke salah satu anggota kelompok yang punya duit untuk menebusnya.
“Saya mengira bantuan itu gratis ternyata harus bayar sebesar 10 juta baru bisa Dompeng itu di kuasai oleh kelompok Jadi sekarang wajarlah kalau Hantraktor itu tarifnya berlaku umum dengan alasan mereka menebus dari dinas memakai dana pribadinya,”jelas Putu.
Sementara itu PPL Desa Polo pangale,Agus Basu menjelaskan bahwa,bantuan combine harvester (Alat pemotong padi) yang di terima oleh kelompok tani Nuse Tani sudah ada kesepakatan soal bagi hasil dalam pengelolaannya.
“Penghasilan combene,sebagian masuk ke Kas kelompok kemudian anggota kelompok yang di potongkan padinya menggunakan combene ini beda pengambilan bawon dan harga belinya, kalau anggota kelompok dibagi 11/1, jika hasil diluar kelompok 10/1.”ungkap Agus saat di konfirmasi lewat watshaap pribadinya.
Lebih lanjut dia katakan Kalau masalah combene dikelola PPL itu dari zaman ibu muli sama Nyoman rudito asalkan sudah ada kesepakatan dengan anggota kelompok penerima bantuan.
“Dari sini mi juga PPL bisa hidup, masa alat dari luar daerah terus yang mau masuk dikampung ta,”ujarnya.
Mengenai soal jatah pupuk yang nantinya akan di tambah jika di panenkan padinya lanjut Agus menjelaskan semua itu hanya sekedar gurauan di tempat kerja.
“Nda ada yg seperti itu pak, ini cuma gurauan ku ji sama teman-teman tapi dianggap serius sama pengurus gabah lain karna dianggap menjadi saingan bisnisnya,”Jelas Agus.